Motif objektif menyangkut kebutuhan
untuk melakukan eksplorasi itu lebih mengeksplorasi diri terhadap objek secara utuh.
Contoh: mengeksplorasi diri dalam bidang seni, berarti dia haru melakukan hal
yang berhubungan dengan seni, seperti membuat karya seni.
Motif objektif menyangkut kebutuhan
untuk melakukan manipulasi merupakan meniru gaya orang lain. Contoh:
menyesuaikan kepribadian dari orang yang meniru dengan mencocokan konsep yang
dimiliki, seperti dia mengagumi seseorang yang selalu berpenampilan feminim,
karena dia jua selalu tampil feminim.
Motif objektif menyangkut kebutuhan untuk
menaruh minat itu mendorong diri sendiri agar bisa menguasai sesuatu (objek).
Contoh (dalam bidang seni): mendorong diri sendiri agar bisa menguasai seni,
mempelajari, dan membuat karya seni tersebut.
Hubungan motivasi dan aktivitas dalam kegiatan belajar
mengajar sangat berkaitan. Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku
belajar. Sehingga, dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan motivasi.
Hubungan tersebut bisa terjadi secara timbal balik. Misalnya di awal kegiatan belajar mengajar, guru memberikan
motivasi untuk memicu semangat belajar.
Motivasi yang akan diberikan kepada
siswa agar dapat mendorong siswa tersebut menjadi siswa yang bisa belajar
dengan baik ketika proses pembelajaran bisa dengan menceritakan tentang
orang-orang terdahulu yang sukses dan sulitnya mencapai sebuah kesuksesan,
sehingga dapat menimbulkan kesadaran yang tinggi serta dapat membuat sebuah
semangat untuk siswa.
Perilaku manusia terpengaruh oleh 3
(tiga) komponen yaitu:
a. Komponen
afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap,
dan emosi. Contohnya: dorongan sikap membantu sesama bagi yang membutuhkan.
b.
Komponen
kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan. Contohnya:
pengetahuan orang yang berpendidikan rendah berbeda dengan orang yang tidak
berpendidikan tinggi.
c. Komponen
konotatif adalah terkait dengan kemampuan dan kebiasaan bertindak. Contohnya:
kemampuan yang dimiliki oleh seorang penyanyi cenderung bagus dalam menyanyi
karena memang kebiasaannya.
Cara
memberikan motivasi yang sesuai dengan aktivitas dapat dengan delapan Langkah
memotivasi belajar siswa:
1.
Pujian Verbal
2.
Poin Kelompok
3.
Umumkan di Kelas
4.
Menulis Komentar Positif
5.
Pemilihan Murid Berprestasi
6.
Stiker dan Stempel
7.
Grafik Prestasi
8.
Tulis Nama Siswa di Papan Tulis
Insting merupakan kebutuhan jasmani.
Contohnya memelihara kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa
makan, minum, istirahat, dan meemlihara keturunan.
'Motif'
dengan 'motivasi' itu hampir sama, hanya bedanya kalau motif itu upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kemudian kalau motivasi itu adalah
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Jadi pada intinya sama-sama mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu yang ingin dicapainya. Jadi 3 jenis motivasi menurut
Woodworth dan Marquis adalah sama maksudnya dengan motif.
Motivasi
ekstrinsik bisa mempengaruhi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang lebih efektif karena motivasi ekstrinsik ini adalah
motivasi dari dorongan diri sendiri untuk menjadi aktif dan suatu keinginan
untuk mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri,
kemudian karena adanya motivasi intrinsik ini siswa akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi intrinsik ini cukup
memperngaruhi siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif.
Kemudian kalau ditanya seberapa pentingnya motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar untuk siswa, menurut kami cukup penting karena motivasi
ekstrinsik adalah moti-motif yang aktif dan fungsinya kerena adanya
perangsangan dari luar. Jadi motivasi ekstrinsik ini cukup penting dalam
kegiatan belajar mengajar guna untuk memotivasi aktivitas belajar yang dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang mungkin tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar namun dalam kegiatan belajar mengajar tetap
penting. Sebabkemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Sebagai calon
pendidik jika kasusnya seperti itu lebih memeroleh prestasi diluar kelas dari
pada didalam kelas, sederhana saja jawabanya, kalau memang dia lebih
berprestasi diluar kelas, kita sebagai calon pendidik hanya bisa memberi
motivasi kepada anak didik kita dan jika prestasi yang diperoleh dalam hal
positif. Sebagai calon guru tidak hanya bisa memotivasi anak didiknya didalam
kelas, diluar kelas saja boleh-boleh saja memberikan motivasi kepada anak
didinya. Kemudian cara kita sebagai calon pendidik untuk memberikan motivasi
antara pembelajaran yang ada dikelas dengan prestasi yang mereka peroleh dari
luar kelas agar keduanya bisa seimbang adalah dengan cara yang mungkin bisa
diterimanya dengan baik seperti memberikan motivasi belajar didalam kelas agar
peserta didik tidak sepenuhnya berprestasi diluar saja, dan memberikan dorongan
yang dapat membuat peserta didik untuk bisa termotivasi dalam kegiatan belajar
mengajar didalam kelas. Prestasi didalam kelas pun perlu didapat. Ada saatnya kita
mempunyai prestasi diluar mungkin dengan kemampuan dari diri sendiri namun
prestasi didalam kelas juga harus dapat diperoleh karena dengan adanya motivasi
dari pendidik.
Agar kita selalu termotivasi dalam pembelajaran adalah adanya dorongan yang bisa membuat kita termotivasi untuk belajar seperti dalam bentuk motivasi belajar yaitu pemberiah hadiah misalnya, nah dari situ mungkin kita akan termotivasi untuk belajar agar mendapatkan hadiah tersebut. Itulah salah satu menurut kami agar selalu termotivasi dalam pembelajaran karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Seorang
yang mempunyai kekurangan ( penyandang autis) masih mempunyai motivasi yang
kuat dalam proses belajar, karena seperti yang kita ketahui
adanya sekolahan yang didirikan khusus untuk anak yang mempunyai kekurangan
(penyandang autis),di sekolahan tersebut merekan diberikan sebuah motivasi
untuk belajar sehingga anak yang mempunyai kekurangan (penyandang autis) juga
bisa mempunyai motivasi karena selalu diberi dorongan terus menerus untuk
selalu belajar. Kemudian kalau dalam lingkungan sering mendapatkan ejekan dari
teman sebaya maupun masyarakat anggap saja sebagai motivasi dia untuk bergaul
dengan yang lain, karena setahu kami anak yang mempunyai kekurangan (penyandang
autis) mereka tidak menghiraukan entah itu ejekan atau hal buruk lainnya yang
dilontar kepada dirinya dirinya, yang dia tau mungkin ketika ada teman
sebayanya yang mengejeknya dia hanya tertawa dan mungkin juga bisa tersenyum
manis. Jadi pada intinya anak yang mempunyai kekurangan (penyandang autis) juga
mempunya motivasi jika selalu mendapat dorongan yang kuat untuk membuat dia
bisa belajar seperti halnya anak yang normal lainya serta motivasi yang tepat
buat anak yang mempunyai kekurangan atau ABK (anak berkebutuhan khusus) adalah
motivasi yang menyalurkan bakat dan minat dimiliki oleh anak yang berkebutuhan
khusus.
Seperti yang terlah dijelaskan bahwa motif bawaan adalah motif dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat sedangkan motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya kemudian jika ditanya ada seorang pemuda yang sangat membutuhkan uang, kemudian dia termotivasi untuk mencuri termasuk motivasi apa?. Menerut kami motivasi yang dipelajari, karena motivasi yang dipelajari ini adalah motivasi yang dirangsang dari luar sehingga banyak motivasi yang diluar dari motivasi bawa yang tidak diketahui.