Tujuan Pendidikan dan Pengajaran sebagai Dasar Motivasi
TUP/TIU dan TKP/TIK. Rumusan tersebut dalam konteks
pendidikan saat ini adalah yang berupa silabus dan RPP. TUP/TIU dimaksudkan
adalah SK-KD yang terdapat pada Silabus dan RPP. TKP/TIK adalah indikator.
Contoh:
SK: Menulis
SK: Menulis
4. Mengungkapkan pikiran dan
pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi
KD: 4.1 Menulis buku
harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan
bahasa yang baik dan benar
Indikator:
·
Siswa mampu menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan
memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar
·
Siswa mampu mendeskripsikan buku harian atau pengalaman pribadi
dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar
Maksud dari tujuan dan hasil akhir
sebagai dasar filosofis merupakan tujuan itu sendiri yang ditetapkan sebagai
peraturan atau undang-undang pendidikan. Tujuan dan sistem pendidikan nasional
Indonesia secara umum, yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga
pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Maksudnya untuk memberikan
gambaran secara umum tentang kualitas manusia yang dicita-citakan, sebagai
hasil pengalaman edukatifnya pada lembaga tersebut.
Tujuan
Intermedier sebagai motivasi operasional merupakan tujuan dari sebuah pedoman.
Pedoman atau tujuan untuk mencapai terbentuknya manusia-manusia yang mampu
menemukan jati dirinya. Pedoman itu berupa kurikulum yang kemudian dibuat
berbagai pedoman khusus. Contoh: Silabus dan RPP.
Gambaran mengenai suatu peristiwa yang
terikat pada tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar, seperti membuat
Silabus dan RPP merupakan perencanaan pembelajaran yang hendak dicapai perlu
tujuan secara terikat.
Tujuan akhir yang bersifat politis
merupakan tujuan yang berhubungan dengan Lembaga Pendidikan tentang pembuatan
Undang-Undang Pendidikan Nasional.
Ketika
anak didik tidak bisa memahami sama sekali disaat guru mengajar, guru dapat menanyakan kepada siswa tersebut apakah cara
guru memberi materi sudah dapat sepenuhnya diterima oleh siswa. Guru juga perlu mengetahui hasil
belajar siswa dengan memberikan sedikit evaluasi agar guru dapat mengetahui
hasil belajarnya. Jika guru dalam melakukan evaluasi siswa mendapat
nilai yang kurang maksimal, guru harus instrospeksi diri dari cara mengajar yang kurang efektif atau kurangnya komunikasi terhadap
siswa. Guru juga harus mengetahui model pembelajaran apa yang disenangi murid,
sehingga mereka bisa menerima pembelajaran dari guru dengan baik dan satu hal
lagi guru harus bisa mengolah suasana di kelas agar tidak membosankan dan bisa
membuat murid menjadi senang. Jika hal tersebut sudah dilakukan seorang guru,
namun masih ada masalah pribadi terhadap anak didik, guru juga bisa memberi
sedikit pendekatan terhadap anak didik tersebut serta meminta murid untuk
konsultasi mengapa tidak bisa menerima pelajaran dengan baik dari
situ mungkin guru akan bisa mengerti mengapa murid susah untuk memahami
pelajaran yang guru berikan.
Apabila
seorang guru sudah memberikan pengajaran atau pengarahan yang baik kepada anak
didiknya namun ada beberapa anak didiknya yang tidak memahami dan selalu
membuat keonaran, hal yang pertama guru lakukan adalah tegas terhadap siswa
yang nakal, jangan sampai seorang guru tidak dihargai sama sekali oleh murid tersebut.
Dalam proses pembelajaran ada sebagian siswa yang belum paham dengan pembelajaran
yang diberikan seorang guru, mungkin yang harus dilakukan seorang guru
adalah kembali kepada si gurunya tersebut apakah sudah maksimal dalam proses
belajar mengajar, serta model pengajaran yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan tingkat kemampuan siswanya. Jika hal tesebut yang membuat sebagian siswa
tidak mampu menerima pengajaran dengan baik, seorang guru harus merubah gaya
dia belajar agar siswanya bias menerima penganjan dengan efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar