Minggu, 05 Mei 2013

Evaluasi Belajar dan Pembelajaran


Kelompok 10
Eka Cahya Nenggar    A1B110228
Nordin
                        A1B110207
Raudatul Janah
          A1B110255
Siswanto Adi Saputro A1B110233



Evaluasi Belajar dan Pembelajaran



A.      Pengertian dan Prinsip Umum Evaluasi
Secara umum pengertian evaluasi dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Secara umum suatu proses evaluasi dalam pendidikan dapat dikatakan terlaksana secara baik apabila memegang pada prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi, antara lain :
1.        Berprinsip keseluruhan
Dalam evaluasi seharusnya evaluasi tersebut dilaksanakan secara keseluruhan yaitu menyeluruh kesemua bagian. Sehingga evaluasi dapat dikatakan baik karena semua pihak yang dievaluasi dapat melaksanakannya semua. Dengan kata lain evaluasi hasil belajar harus dapat mencangkup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Dengan demikian evaluasi hasil belajar dapat mengungkap aspek proses berpikir, bersikap, dan bertindak.
2.        Berprinsip kesinambungan
Prinsip ini biasanya dikenal dengan prinsip kontinuitas, yang dimaksudkan di sini adalah sebagai suatu evaluasi dapat dikatakan menjadi baik jika evaluasi itu dilakukan secara sambung menyambung dan dilakukan dari waktu ke waktu.
3.        Berprinsip obyektivitas
Prinsip obyektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila terlepas dari fakto-faktor yang bersifat subyektif.
Maka dalam melaksanakan evaluasi sebaiknya senantiasa berpikir dan bertindak secara wajar, menurut keadaan yang senyatanya tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif. 

B. Tujuan Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Dari pengertian evaluasi pembelajaran kita dapat mengetahui bahwa tujuan utama dari evaluasi pembelajaran adalah sejumlah informasi atau data tentang jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran.
2. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasi belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa mellaui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. 

C.      Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses pendidikan terurai berikut ini.
1.        Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.
2.        Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memebrikan hasil yang tepat (Arikunto, 1990: 81).
3.        Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada isntrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasikan atau memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya.

D.      Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran
1.        Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi:
a.       Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b.      Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c.       Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d.      Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
e.       Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa.
2.        Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
a.       Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
b.      Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c.       Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d.      Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
e.       Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
3.        Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:
a.       Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
b.      Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c.       Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
4.        Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek :
a.       Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
b.      Evaluasi tnsformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
c.       Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek:
a.       Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
b.      Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat. 

E.        Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.
1.      Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.
2.      Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan.
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif.

Daftar Pustaka
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

32 komentar:

  1. Silahkan bagi teman-teman yang ingin memberikan komentar... :)

    BalasHapus
  2. Nama : Abdul Hamid
    NIM : A1B110201
    Dari Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran dibawah ini, kelompok 10 dapat memberikann contoh secara sederhana mengenai 4 jenis evalusi tersebut
    1.Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluas.
    2.Jenis evaluasi berdasarkan sasaran.
    3.Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran.
    4.Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih saudara Hamid. Sebenarnya kami masih merasa kurang yakin dengan jawaban kami, tetapi kami akan mencoba menjawab dengan kemampuan dan pemikiran kami.
      1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan:
      a. Evaluasi diagnostik. Contohnya: tes remedi atau ujian ulang.
      b. Evaluasi selektif. Contohnya: UAN.
      c. Evaluasi penempatan. Contohnya: tes untuk penjurusan IPA atau IPS.
      d. Evaluasi formatif. Contohnya: tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab.
      e. Evaluasi sumatif. Contohnya: tes akhir semester.
      2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran:
      a. Evaluasi konteks. Contohnya: evaluasi terhadap sasaran program.
      b. Evaluasi input. Contohnya: evaluasi terhadap sasaran strategi.
      c. Evaluasi proses. Contohnya: evaluasi RPP.
      d. Evaluasi hasil atau produk. Contohnya: evaluasi raport.
      e. Evaluasi outcom atau lulusan. Contohnya: evaluasi observasi.
      3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:
      a. Evaluasi program pembelajaran. Contoh: evaluasi ulangan.
      b. Evaluasi proses pembelajaran. Contohnya: evaluasi berupa tugas setelah proses pembelajaran.
      c. Evaluasi hasil pembelajaran. Contohnya: evaluasi berupa raport.
      4. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi.
      Berdasarkan objek :
      a. Evaluasi input. Contohnya: evaluasi terhadap dalam diri siswa.
      b. Evaluasi transformasi. Contohnya: evaluasi terhadap materi dan media yang digunakan.
      c. Evaluasi output. Contohnya: evaluasi terhadap ketuntasan hasil pembelajaran.
      Berdasarkan subjek:
      a. Evaluasi internal. Contohnya: evaluasi yang dilakukan guru.
      b. Evaluasi eksternal. Contohnya: evaluasi yang dilakukan orang tua.

      Hapus
  3. Nama: Eko Prasetyo N.
    NIM: A1B110220
    Baik, setelah membaca penjelasan dari kelompok tentang evaluasi, saya ingin bertanya, bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa yang baik, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau anggapan guru yang tidak baik terhadap siswa tersebut. Misalnya, dalam kesehariannya siswa tersebut aktif dalam pembelajaran, tetapi setelah dilakukan evaluasi hasil dari siswa tersebut kurang memuaskan. Kemudian, bagaimana tanggapan kelompok tentang pemberian hasil evaluasi kepada siswa yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya. Maksudnya ada seorang siswa yang bandel, jarang masuk sekolah, dan kurang efektif dalam pembelajaran, tetapi setelah dievaluasi siswa tersebut mendapat nilai yang tinggi. Begitu pula sebaliknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami mencoba menjawab pertanyaa dari saudara Eko.

      1.Cara mengevaluasi hasil belajar siswa yang baik.
      Jawaban : Di atas sudah dijelaskan evaluasi dikatakan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara keseluruhan, yaitu menyeluruh ke semua bagian. Maksudnya, evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup aspek yang mengantarkan perkembangan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.Aspek tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

      2.Tanggapan kelompok tentang pemberian hasil evaluasi kepada siswa yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.

      Jawaban : Menurut pendapat kami sebaiknya itu tidak dilakukan oleh guru profesional. Karena yang dinilai harus mencakup semua bagian afektif, kognitif, dan psikomotoriknya.

      Hapus
    2. KUSNIATI ANDRIANI
      NIM A1B110215

      Menanggapi pertanyaan saudara Eko menurut saya jika hal itu terjadi seorang guru harus tahu betul kemampuan siswa makanya ada evaluasi jika anak yang baik tetapi nilainya rendah dengan anak yang nakal, jarang masuk tapi nilainya tinggi. Hal seperti itu bisa saja terjadi tetapi evalusi juga bukan di lihat dari segi nilai saja, dari kehadiran, aktifnya siswa, perilaku juga mempengaruhi ketuntasan siswa. walaupun, nilainya tinggi tetapi kehadiran tidak memenuhi standar maka siswa tersebut juga tidak bisa dikatakan tuntas.

      Hapus
  4. Nama : Paulina Nuvianti
    NIM : A1B110235

    Pertayaan saya berhubungan dengan pertanyaan saudara Abdul Hamid, Kalonya saudara Abdul Hamit meminta contoh jenis evaluasi, sedangkan pertanyaan saya, apa kelebihan dan kekurangan jenis-jenis Evaluasi yang ada 4 Jenis tersebut,? yang ke 2 menurut kelopok jenes evaluasi yang paling bagus itu apa.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab dari pertanyaan saudara Paulina.
      Menurut kami dari jenis-jenis evaluasi tersebut sulit untuk menemukan kelebihan dan kekurangannya, karena dari semua jenis-jenis tersebut saling berhubungan satu sama lain. Seperti evaluasi sumatif, contohnya: tes akhir semester, berhubungan dengan evaluasi hasil pembelajaran, contohnya: evaluasi berupa raport.

      Menurut kami jenis evaluasi yang baik adalah jenis-jenis evaluasi berdasarkan tujuan, karena dalam jenis-jenis tersebut sudah mencakup semuanya.

      Hapus
  5. Hayatul Mursyida
    A1B110212

    Saya ingin menanyakan mengenai Evaluasi Input.
    Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.

    Nah yg di maksud "keyakinan" itu keyakinan yg sperti apa?
    mohon jwabnnya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan dari Haem.
      Evaluasi input merupakan evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
      Menurt kami yang dimaksudkan dengan keyakinan tersebut yaitu evaluasi terhadap siswa mencakup keyakinan dalam diri siswa itu sendiri, misalnya keyakinan dalam menjawab, keyakinan dalam berpendapat, dan keyakinan dalam mengerjakan tugas.

      Hapus
  6. Nama : Muhammad Rifan
    NIM : A1B110227
    Kelompok 10 menjelaskan tentang evaluasi berdasarkan tujuan yang terbagi menjadi 5
    1. Evaluasi diagnogtis.
    2. Evaluasi selektif
    3. Evaluasi penempatan.
    4. Evaluasi formatif
    5. Evaluasi sumatif
    Dari ke lima evaluasi tersebut saya minta berikan contohnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rizka Arie Ani
      A1B110230

      Menanggapi dari pertanyaan saudara rifan dan abdul hamid karena pertanyaannya sama tentang evaluasi berdasarkan tujuan. menurut saya,
      1. Contoh evaluasi Diagnostik dapat berupa pemberian angket yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dihadapi peserta didik.
      2. Contoh evaluasi selektif dapat berupa pemberian penilaian yang berkaitan dengan pemberian peringkat di dalam kelas.
      3. Contoh evaluasi penempatan dapat berupa evaluasi untuk menentukan jurusan atau tempat peserta didik seperti pembagian jurusan kelas ipa ips dan bahasa.
      4. Contoh evaluasi formatif dapat berupa penilaian yang dilakukan guru seperti penguatan untuk mengetahui penguasaan materi pada peserta didik.
      5. Contoh evaluasi sumatif dapat berupa penilaian yang diadakan untuk pencapaian peserta didik seperti UTS dan UAS

      Hapus
    2. Terima kasih kepada Saudara Rizka yang sudah menanggapi.
      Menjawab pertanyaan dari saudara Rifan.
      Jenis evaluasi berdasarkan tujuan:
      a. Evaluasi diagnostik. Contohnya: tes remedi atau ujian ulang.
      b. Evaluasi selektif. Contohnya: UAN.
      c. Evaluasi penempatan. Contohnya: tes untuk penjurusan IPA atau IPS.
      d. Evaluasi formatif. Contohnya: tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab.
      e. Evaluasi sumatif. Contohnya: tes akhir semester.

      Hapus
  7. nama : Ahmad jamaludin
    nim : A1B110204
    assalamualaikum...
    saya ingin bertanya kepada kelompok atau teman-teman yang mau menanggapi...silahkan saja...
    dengan begitu banyaknya jenis" evaluasi pembelajaran diatas yang sudah dijelaskan oleh kelompok, pentingkah kita sebagai calon guru menerapkan semuanya ketika kita mengajar? lalu, apa manfaat yang paling menonjol jika memang harus kita terapkan?
    mohon penjelasannya...terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan dari saudara Jamal.
      Menurut kami, penting bagi kita sebagai calon guru untuk menerapkan jenis-jenis evaluasi pembelajaran ketika kita mengajar. Manfaatnya bagi kita sebagai guru, dengan evaluasi tersebut kita akan mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya, mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa, mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dan bisa mengetahui tentang penilaian untuk siswa sesuai dengan jenis-jenis evaluasi tersebut di atas.

      Hapus
    2. KUSNIATI ANDRIANI
      NIM A1B110215

      Menanggapi pertanyaan Jamal menurut saya manfaat dari evaluasi seorang guru akan tahu keberhasilan siswanya dan metode gurunya mengajar apakah sudah berhasil yang sesuai dengan keberhasilan siswanya, sehingga untuk kedepannya seorang guru akan tahu teknik pengajaran seperti apa yang sesuai dengan keberhasilan siswanya apakah harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi :)

      Hapus
  8. Helma Wahdah
    NIM A1B110231
    Berdasarkan data yang disajikan kelompok, dapat saya simpulkan bahwa syarat-syarat umum agar dapat melaksanakan evaluasi dalam proses pendidikan antara lain kesahihan, keterandalan, dan kepraktisan. Mohon jelaskan lebih sederhana dan kalau bisa beserta contohnya mengenai ‘keterandalan’ dan ‘kepraktisan’ sebagai syarat evaluasi kegiatan dalam proses pendidikan. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan dari saudara Helma.
      Keterandalan dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu evaluasi. Contohnya dengan panjang tes maka lebih banyak soal tes makin banyak sampel yang diukur, makin banyak proporsi jawaban, dengan demikian faktor jawaban tebakan makin rendah.
      Kepraktisan dapat diartikan sebagai kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi. Contohnya kemudahan menskor, untuk memberikan kemudahan penskoran, lembar jawaban dari lembar soal dipisah.

      Hapus
  9. NAMA : RISDAWATI
    NIM : A1B110209

    Saya ingin bertanya tentang pendekatan evaluasi pembelajaran.
    Apakah menurut kalian dari pendekatan-pendekatan yang telah dijelaskan tidak berhasil kita lakukan/digunakan dalam pembelajaran disekolah.
    Dan, bagaimanakan tindakan kita sebagai calon guru mengatasinya dan pendekatan apakah yang harus kita lakukan dalam pembelajaran disekolah tersebut?

    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab dari pertanyaan saudara Risda.
      Menurut kami, pendekatan-pendekatan tersebut sudah diterapkan dalam pembelajaran sekolah.
      Pendekatan tradisional merupakan sebuah pendekatan pembelajaran di mana guru di dalam kelas menggunakan metode belajar yang relatif tetap setiap kali mengajar. Cara mengatasinya, bisa dengan mengubah metode belajar maupun model pembelajaran.
      Penilaian acuan patokan (PAP) merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu sesuai dengan KKM tanpa terpengaruh oleh kinerja (skor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya. Apabila tes yang diterima siswa mudah maka para siswa akan mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya apabila tes tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan, maka kemungkinan untuk mendapatkan nilai A atau B akan sangat kecil. Sehingga terkadang ada siswa yag remidi. Cara mengatasinya kita bisa membuat tes disesuaikan dengan pembelajaran yang telah kita berikan.

      Penlaian acuan norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. Misalnya setelah mengikuti pendidikan selama satu semester siswa diadakan penilaian. Hasil ujian siswa dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi siswa. Tetapi dalam penerapan PAN seringkali dianggap tidak adil dan membuat persaingan yang tidak sehat antar siswa. Yang mendapat skor tertinggi, maka mendapat nilai tertinggi. Cara mengatasinya bisa menilai dengan tidak hanya melalui tes, bisa dengan melihat dari kemampuannya saat di kelas dan cara bersikapnya.

      Hapus
  10. Nama : Endang Puspita Rini
    NIM A1B110214

    Hay sobat, saya ingin bertanya :)
    1. Bagaimana suatu evaluasi dikatakan valid? berikan contohnya !
    2. Evaluasi hasil pembelajaran atau penilaian dalam pembelajaran meliputi 3 aspek yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikan masing-masing bentuk penilaian pada aspek tersebut !

    terimakasih :)
    t

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan saudara Endang Puspita Rini

      1). Menurut (Sukardi, 2008) evaluasi dikatakan valid apabila instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

      Pernyataan juga disampaikan Scarvia B. Anderson (dalam Arikunto, 1997) bahwa “A test is valid if it measures what is purpose to measure”. Atau jika diartikan kurang lebih, sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “Valid” disebut dengan istilah “Sahih”.

      misalnya salah satu jenis evaluasi pembelajaran
      Evaluasi formatif (yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar)
      apabila peserta didik tidak mencapai standar yang telah ditentukan maka dilakukan evaluasi formatif, dan jika sudah mencapai standar maka evalusi sudah bisa dikatakan valid.

      2). Bentuk penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
      - kognitif, dilakukan dengan tes tertulis.
      Bentuk tes kognitif diantaranya; tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan.

      - afektif, dilakukan dengan cara melihat laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, dan pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
      Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
      a. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian
      b. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi peraturan
      c. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai
      d. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai
      Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.

      - psikomotor, dilakukan dengan cara mengukur(1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
      Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
      Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.

      Hapus
    2. NORHALIMAH
      NIM A1B110239

      Mencoba menjawab pertanyaan dari Endang Puspita R.

      Bentuk penilaian aspek afektif, kognitif dan psikomotor
      a. Afektif
      Teknik pengukuran dan penilaian hasil belajar afektif terdiri atas.
      1. Teknik testing, yaitu teknik penilaian yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
      2. Teknik non-testing, yaitu teknik penilaian yang menggunkan bukan tes sebagai alat ukurnya.

      b. Kognitif
      Evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan tes objektif maupun tes uraian. Prosedur evaluasi hasil belajar ranah kognitif dengan menggunakan tes sebagai instrumennya meliputi :
      1. Menyusun tes hasil belajar yang diawali dengan penyusunan kisi-kisi.
      2. Melakukan percobaan
      3. Melakukan penskoran
      4. Melaksanakan tindak lanjut Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil testing pendidik melaksanakan tindak lanjut dalam bentuk melaksanakan kegiatan melanjutkan pembelajaran pokok materi sajian selanjutnya bilamana tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi telah tercapai, dan melaksanakan pembelajaran/ pengajaran remedial apabila tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi oleh peserta didik belum tercapai.

      c. Psikomotor
      Dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan

      Hapus
  11. NANI MARLIANI
    NIM A1B110222

    Dari penjelasan kelompok, terdapat 3 prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi salah satunya adalah berprinsip obyektivitas, Prinsip obyektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila terlepas dari faktor-faktor yang bersifat subyektif.
    Maka dalam melaksanakan evaluasi sebaiknya senantiasa berpikir dan bertindak secara wajar, menurut keadaan yang senyatanya tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif.
    Yang ingin saya tanyakan adalah yang seperti apakah kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif itu dan berikan contohnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut kami, prinsip objektivitas ini sering disebut dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Dilihat dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada diri pengajar. Di sini pengajar harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-kemungkinan subjektivitas, misalnya, jawaban soal dengan tulisan yang baik mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban tersebut sama.

      Hapus
  12. Nama : Harmah
    NIM : A1B110211

    Saya ingin bertanya, kan ada hasil dari evaluasi yang diperoleh kemudian digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif). Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, Apakah ada langkah-langkahnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan dari saudara Harmah.
      Agar evaluasi dapat dilaksanakan, ada beberapa tahapan meliputi:
      1. Persiapan (perencanaan)
      Pada tahapan persiapan terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan:
      a. menetapkan pertimbangaan dan keputusan yang dibutuhkan
      b. menggambarkan infromasi yang dibutuhkan
      c. menetapkan informas yang sudah tersedia
      2. Penyusunan Instrumen evaluasi
      a. menentukan bentuk tes
      b. membuat kisi-kisi butir soal
      c. menulis butir soal
      3. Pelaksanaan Pengukuran
      a. persiapan tempat pelaksanaan pengukuran, seperti ruangan dan tingkat kebisingan.
      b. melancarkan pengukuran, seperti memebritahukan peraturan pelaksanaan pengukuran
      c. menata lembar soal dan lembar jawaban siswa untuk memudahkan penskoran
      4. Pengolahan hasil penilaian
      a. menskor
      b. mengubah skor mentah menjadi skor standar
      c. menkonversikan skor standar ke dalam nilai
      5. Penafsiran hasil penilaian
      6. Pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi

      Hapus
  13. Abdul Gani
    A1B108256

    Prinsip umum evaluasi adalah untuk menentukan nilai. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara menentukan nilai bagi siswa yang pendiam dan jarang berbicara tetapi dia mampu dalam menjawab soal-soal yang diberika apabila ada ujian tertulis, dan juga sebaliknya bagaimana cara memberikan penilaian bagi siswa yang terampil berbicara dan sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru maupun siswa lain pada saat diskusi atau proses pembelajaran berlangsung tetapi pada waktu ujian tertulis nilai siswa tersebut anjlok/di bawah standar. Dari pertanyaan saya ini tolong berikan jawaban/tanggapan boleh juga dari teman-teman tidak hanya kelompok! Trims.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan saudara Abdul Gani.

      Penilaian yang baik tidak hanya dilihat pada aspek kognitifnya saja, tetapi harus mencakup ketiga aspek.Yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
      - kognitif, dilakukan dengan tes tertulis.
      Bentuk tes kognitif diantaranya; tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan.

      - afektif, dilakukan dengan cara melihat laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, dan pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
      Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
      a. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian
      b. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi peraturan
      c. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai
      d. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai
      Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.

      - psikomotor, dilakukan dengan cara mengukur(1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
      Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
      Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.
      Akan tetapi apabila ada ditemukan kasus seperti ini, maka hendaklah seorang guru memberikan penilaian berdasarkan kesesuaian kemampuan yang dimiliki siswa tersebut dalam artian kemampuan setiap siswa itu berbeda-beda dalam hal kognitif, afektif, psikomotorik.

      Terima kasih.

      Hapus
  14. Nama: Susilawati
    NIM: A1B110250

    Kelompok sudah menjelaskan tentang pendekatan evaluasi pembelajaran, tetapi saya masih kurang mengerti mengenai pendekatan tradisional dan pendekatan sistem. Tolong jelaskan kembali maksud dari pendekatan tradisional dan pendekatan sistem, serta berikan contohnya!
    terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjawab pertanyaan dari saudara Susi.
      Jawaban dari pertanyaan anda sebenarnya sudah kami jawab pada pertanyaan saudara Risda. Kami ulangi jawaban kami dengan menambahkan sedikit.

      1. Pendekatan tradisional merupakan sebuah pendekatan pembelajaran di mana guru di dalam kelas menggunakan metode belajar yang relatif tetap setiap kali mengajar. Contohnya guru mengajar dengan metode ceramah setiap semester tanpa merubah metode yang digunakannya.
      2. Pendekatan sistem
      a. Penilaian acuan patokan (PAP) merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Contoh untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu sesuai dengan KKM tanpa terpengaruh oleh kinerja (skor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya. Apabila tes yang diterima siswa mudah maka para siswa akan mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya apabila tes tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan, maka kemungkinan untuk mendapatkan nilai A atau B akan sangat kecil. Sehingga terkadang ada siswa yag remidi.

      b. Penlaian acuan norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. Contoh setelah mengikuti pendidikan selama satu semester siswa diadakan penilaian. Hasil ujian siswa dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi siswa.

      Hapus
    2. RUMIATI
      NIM A1B110226

      Saya ingin mencoba sedikit menambahkan jawaban dari saudara Susilawati:
      Pendekatan system:
      1.Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar atau norma absolut. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi, PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung.
      2.Penlaian Acuan Norma (PAN) adalah membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan standar atau norma relatif. Karena apabila seorang siswa yang terjun ke kelompok A termasuk “Hebat”, mungkin jika pindah ke kelompok lainnya hanya menduduki kualitas “Sedang saja”. PAN digunakan untuk menafsirkan hasil tes sumatif. Tujuan PAN adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi.
      Sumber:
      http://rahmadanypohan.blogspot.com/2012/05/pan-pap-dalam-evaluasi-pembelajaran.html

      Hapus